I. Nama Senyawa : Asam format
II. Rumus Molekul :HCOOH
III. Rumus Struktur :
IV. Latar Belakang Senyawa :
Asam Format
Kata format berasal dari nama sejenis semut merah “formica rufa” yang dapat
mengeluarkan asam dan terbentuk sebagai asam bebas. Asam ini banyak dijumpai
pada beberapa jenis tumbuhan, pada bulu-bulu jelatang dan hasil dari fermentasi
bakteri pada karbohidrat. Beberapa ilmuwan melakukan penelitian yang
berhubungan dengan Asam format dari semut tersebut. Brunfles pada permulaan
abad ke-16 menyelidiki uap dari semut gunung penyebab warna merah dari
tumbuh-tumbuhan. Et-Muller pada tahun 1684 telah mendistilasi sejumlah semut
gunung yang menghasilkan suatu “acid spirit” yang dapat merusak besi. Fisher
mendistilasi sejumlah semut dengan air dan ditemukan pada larutan distilatnya
suatu asam menyerupai “spirit of vinegar”. Pada umumnya, Asam format yang
dijual dipasaran mempunyai kadar 85% dan 90% sedangkan dalam bentuk anhidrat
tersedia dalam jumlah bebas. Asam format banyak digunakan untuk koagulan karet,
conditioner pada pencelupan tekstil, industri kulit serta sintesa bahan-bahan
farmasi dan bahan kimia lain.
Di alam,
asam format ditemukan pada sengatan dan gigitan banyak serangga dari ordo Hymenoptera, misalnya lebah dan semut. Asam format juga merupakan hasil
pembakaran yang signifikan dari bahan bakar alternatif, yaitu
pembakaran metanol (dan etanol yang tercampur air), jika dicampurkan dengan
bensin. Nama asam format berasal dari kata Latin formica yang berarti semut. Pada awalnya, senyawa
ini diisolasi melalui distilasi semut. Senyawa kimia turunan asam format, misalnya kelompok garam dan ester, dinamakan format atau metanoat.
Ion format memiliki
rumus kimia HCOO−.
Asam format
atau asam metanoat
yang juga dikenal sebagai asam semut
adalah senyawa organik yang mengandung gugus karboksil (-CO2H) dan
merupakan bagian dari senyawa asam karboksilat. Asam formiat ini pertama kali diperoleh oleh ahli kimia pada abad pertengahan melalui proses penyulingan
semut merah dengan rumus molekul HCOOH.
Asam semut
atau asam formiat atau asam metanoat, yang memiliki rumus molekul HCOOH,
merupakan turunan pertama Asam karboksilat yang paling kuat dengan gugus
molekul yang paling pendek dibandingkan dengan asam karboksilat yang lain. Asam
formiat termasuk dalam katagori asam organik lemah, tapi bersifat sangat
korosif, tidak berwarna, mempunyai bau yang menyengat, dapat menyebabkan
iritasi pada mata, hidung, tenggorokan dan dapat melepuhkan kulit. Asam formiat
dapat melarut sempurna dengan air, aseton,eter, etil asetat, metanol, etanol,
dan gliserin. Asam ini dapat membentuk azeotrop dengan air pada kandungan asam
formiat 67% berat (0,1 bar), 78% berat (1 bar), dan 84% berat (3 bar). Campuran
asam formiat dan air memiliki titik eutektik yang membeku pada suhu 48,5oC
dibawah nol dengan komposisi 70% berat asam formiat.
Sifat dari asam formiat ini adalah mudah terbakar, tidak berwarna,
berbau tajam/menusuk dan mempunyai sifat korosif yang cukup tinggi. Asam formiat ini mudah larut dalam air dan beberapa pelarut organik, tetapi sedikit larut dalam benzene, karbon tetraklorida dan toluene, serta tidak larut
dalam dalam karbon alifatik.
Asam formiat mempunyai bobot molekul 46,03 g/mol dan merupakan asam paling kuat dari deretan gugus asam karboksilat serta berfungsi sebagai reduktor. Asam formiat dalam keadaan murninya mempunyai titik leleh 8oC, titik didih 101oC, dan rapatan sebesar 1,2 g/ml pada suhu 20oC, secara ideal struktur karbonil senyawa asam formiat mencerminkan ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekul asam karboksilat (kira-kira 10 kkal/mol untuk 2 ikatan hydrogen), maka asam karboksilat ini sering dijumpai dalam bentuk dimer asam karboksilat / bahkan dalam fasa uap
Asam formiat memiliki Sifat Nilai Berat molekul 46,03 gr/mol Titik didih (760 mmHg) 100,8 oC Titik leleh 8,4 oC Spesifik gravity (20oC) 1,22647 Konstanta ionisasi (20 oC) 1,765× 10-4 Tegangan permukaan (22 oC) 37,67 dyne/cm Viskositas (25 oC) 1,57 cp Kapasitas panas cairan (0 oC) 82,8 joulel/mol K Panas pembentukan laten 3031 kal/mol Panas penguapan laten 104 kal/mol Panas pembakaran cairan (25 oC) - 60,9 kkal/mol Panas pembentukan cairan (25 oC) - 101,52 kkal/mol
Asam formiat mempunyai bobot molekul 46,03 g/mol dan merupakan asam paling kuat dari deretan gugus asam karboksilat serta berfungsi sebagai reduktor. Asam formiat dalam keadaan murninya mempunyai titik leleh 8oC, titik didih 101oC, dan rapatan sebesar 1,2 g/ml pada suhu 20oC, secara ideal struktur karbonil senyawa asam formiat mencerminkan ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekul asam karboksilat (kira-kira 10 kkal/mol untuk 2 ikatan hydrogen), maka asam karboksilat ini sering dijumpai dalam bentuk dimer asam karboksilat / bahkan dalam fasa uap
Asam formiat memiliki Sifat Nilai Berat molekul 46,03 gr/mol Titik didih (760 mmHg) 100,8 oC Titik leleh 8,4 oC Spesifik gravity (20oC) 1,22647 Konstanta ionisasi (20 oC) 1,765× 10-4 Tegangan permukaan (22 oC) 37,67 dyne/cm Viskositas (25 oC) 1,57 cp Kapasitas panas cairan (0 oC) 82,8 joulel/mol K Panas pembentukan laten 3031 kal/mol Panas penguapan laten 104 kal/mol Panas pembakaran cairan (25 oC) - 60,9 kkal/mol Panas pembentukan cairan (25 oC) - 101,52 kkal/mol
Asam formiat
memiliki banyak kegunaan dan digunakan pada berbagai macam industri dan reaksi-
reaksi. Salah satu industri yang sering menggunakan asam formiat adalah
industri karet. Dalam industri karet, asam formiat digunakan sebagai bahan
koagulan untuk meng-koagulasi karet dari lateks. Kualitas karet yang dihasilkan
dengan asam formiat lebih baik dibandingkan dengan jenis koagulan lainnya.
Industri lain yang menggunakan asam formiat adalah industri tekstil dan kulit.
Pada industri tekstil, asam formiat digunakan untuk mengatur pH pada proses
pemutihan, pencelupan/ pewarnaan. Asam formiat merupakan asam yang lebih kuat
dari asam asetat sehingga menghasilkan produk yang lebih baik. Pada industri
kulit, asam formiat digunakan dalam proses penyamakan kulit yaitu sebagai bahan
pembersih zat kapur dan pengatur pH saat pencelupan. Asam formiat digunakan
untuk menetralkan kapur (deliming) agar kulit menjadi lebih besar dan padat.
Asam formiat merupakan bahan yang mudah menguap sehingga tidak akan tertinggal
pada serat kulit. Asam formiat juga sering digunakan pada peternakan. Pada
peternakan, asam formiat untuk mengawetkan membunuh bakteri yang terdapat pada
makanan ternak. Apabila disemprotkan pada jerami, asam formiat dapat menahan proses
pembusukan dan membuat makanan ternak dapat mempertahankan nutrisinya lebih
lama. Kegunaan-kegunaan lain dari asam formiat adalah sebagai berikut: a.
Reagen pada reaksi kimia organik, sebagai sumber gugus formil dan ion hidrogen.
b. Cleaning / disinfection, sebagai bahan produk pembersih komersial dan
disinfektan tong kayu untuk membuat anggur atau bir. c. Membersihkan logam asam
(industri electroplating) d. Desulfurisasi flue gas, digunakan dalam proses
desulfurisasi SHU (Saarberg-Hoelter-Umwelttlechnik) e. Sebagai bahan baku dalam
industri farmasi f. Sebagai bahan aditif pada pengeboran minyak Asam format
(nama sistematis: asam metanoat) adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Asam format secara
alami terdapat pada antara lain sengat lebah dan semut. Asam
format juga merupakan senyawa intermediat (senyawa antara) yang penting dalam banyak sintesis kimia. Rumus kimia asam format dapat dituliskan sebagai HCOOH atau CH2O2.
Sebagai
penemuan baru Asam Formiat digunakan pula didaerah-daerah pengeboran
minyak dalam tanah yang diduga mengandung minyak, yang seringkali ditemui
terjadinya kebuntuan pada aliran
saluran minyak karena adanya partikel-partikel yang ikut terbawa dalam minyak,
dengan pemberian Asam Formiat dilokasi penyebab kebuntuan maka agrerat-agrerat
tersebut akan terhancurkan sehingga aliaran saluran keluarnya minyak yang dibor
akan hancur kembali.
V. Proses pembuatan
senyawa :
Pembuatan Asam Formiat
1. Hidrolisis Metil Formiat
Pembuatan asam formiat pada proses ini diperoleh melalui dua tahap reaksi, yaitu reaksi karbonisasi methanol dan reaksi hidrolisis metil formiat. Reaksi ini berlangsung secara endotermis dan asam formiat yang terbentuk bersifat otokatalis
1. Hidrolisis Metil Formiat
Pembuatan asam formiat pada proses ini diperoleh melalui dua tahap reaksi, yaitu reaksi karbonisasi methanol dan reaksi hidrolisis metil formiat. Reaksi ini berlangsung secara endotermis dan asam formiat yang terbentuk bersifat otokatalis
2. Sintesis
Langsung Karbon Monoksida dengan Air
Asam formiat pada proses ini diperoleh dengan cara menghidrolisis gas karbon monoksida secara lansung dengan menggunakan tembaga klorida sebagai katalis.
3. Proses Formamid
Proses ini diperkenalkan pertama kali oleh Meyer dkk, dengan cara mereaksikan karbon monoksida dan amonia pada 200oC dengan tekanan 150-200 atm, kemudian formamid yang terbentuk direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan asam formiat dan ammonium sulfat.
4. Oksidasi Alkana
Pada proses ini asam formiat yang diperoleh sebagai hasil samping pada reaksi oksidasi butane dalam proses pembuatan asam asetat. Asam formiat yang diperoleh sebesar 5 % [w/w], dan proses ini kurang efektif untuk pembuatan asam formiat secara besar-besaran.
5. Reaksi Alkali dengan Karbon Monoksida
Proses ini diawali dengan mereaksikan karbon monoksida dengan natrium hidroksida membentuk natrium asetat, kemudian natrium asetat yang terbentuk direaksikan dengan asam sulfat membentuk asam formiat dan garam natrium sulfat. Asam formiat yang terbentuk mempunyai kapasitas kecil dan garam natrium sulfat yang terbentuk sebagai produk samping dapat mengakibatkan kerugian pada proses ini
Asam formiat pada proses ini diperoleh dengan cara menghidrolisis gas karbon monoksida secara lansung dengan menggunakan tembaga klorida sebagai katalis.
3. Proses Formamid
Proses ini diperkenalkan pertama kali oleh Meyer dkk, dengan cara mereaksikan karbon monoksida dan amonia pada 200oC dengan tekanan 150-200 atm, kemudian formamid yang terbentuk direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan asam formiat dan ammonium sulfat.
4. Oksidasi Alkana
Pada proses ini asam formiat yang diperoleh sebagai hasil samping pada reaksi oksidasi butane dalam proses pembuatan asam asetat. Asam formiat yang diperoleh sebesar 5 % [w/w], dan proses ini kurang efektif untuk pembuatan asam formiat secara besar-besaran.
5. Reaksi Alkali dengan Karbon Monoksida
Proses ini diawali dengan mereaksikan karbon monoksida dengan natrium hidroksida membentuk natrium asetat, kemudian natrium asetat yang terbentuk direaksikan dengan asam sulfat membentuk asam formiat dan garam natrium sulfat. Asam formiat yang terbentuk mempunyai kapasitas kecil dan garam natrium sulfat yang terbentuk sebagai produk samping dapat mengakibatkan kerugian pada proses ini
VI. Industri pembuat :
·
PT. Sintas Kurama Perdana di kawasan industri kujang Cikampek
·
Triveni Kimia di India
·
AshChemie di India
·
Meru chem PVT. LTD di
India
·
Sakhty Sunder Asam
Private di India
VII. Daftar Pustaka :
www.newworldencyclopedia.com
Post a Comment